Senin, 14 September 2015

Surat Cinta dari kota udang :))


Bismillah

Nikmatilah perjalananmu.
Saat ini aku telah berada di tengah alun alun sebuah kota kecil. 
Bisa kurasakan semilir angin menyapa tubuhku. 
Hanya bertemankan dengan cahaya lampu putih dari sebuah tugu yang berada ditengah taman, telah kutuliskan sebuah surat untukmu.
Aku sengaja pergi sendiri tanpa seorang temanpun menemani. 
Apa aku tidak memiliki teman??
Bukan, bukan seperti itu.
Bagiku pergi sendiri sesekali waktu itu perlu.
Dengan pergi sendiri, aku bisa lebih peka merasakan segala hal yang ada disekitarku.
Dengan sendiri aku lebih bisa mendengar bisikan angin yang berhembus.
Dengan sendiri aku lebih bisa merasakan gerak rerumput yang seakan ingin berbicara padaku.
Dengan sendiri aku lebih bisa memahami arti hadirku di dunia ini.
Iya, dengan sendiri aku lebih bisa melihat apa yang selama ini belum bisa kulihat.

Untuk sebagian orang yang ada disini, mungkin mereka mengira aku sudah gila.
heheheheh
Tapi itu bukan masalah buatku. :D
Bagaimana tidak???
Ketika disetiap sudut kulihat mereka asyik berkumpul dengan teman mereka,
anak kecil yang tengah asyik berlari kesana kemari dengan tawa polosnya,
beberapa pasangan anak muda pun serasa tak ingin kalah ingin ikut menjadi salah satu hiasan taman kota ini.
Sedangkan aku.....
Apa yang sudah aku lakukan??
Bertemankan sebuah tablet, sebotol air minum, tas ransel yang setia menemani setiap gerak langkahku, aku hanya terduduk ditengah taman.
Iya terduduk sendiri ditengah jatuhnya sorotan lampu ujung tugu.
Serasa aku ingin menertawakan diriku sendiri.
Hmmm.....
Inilah aku dengan segala kekuranganku.

Sahabatku,
Sengaja aku membuat surat cinta ini untuk kalian.
Percayalah, ketika engkau mampu lebih peka menangkap setiap pesan dari alam.
Kau akan mampu memahami betapa sesungguhnya dirimu bukanlah siapa siapa.
Ketika kamu berada dilingkungan yang baru, tak ada satupun orang yang mengenalmu.
Kamu akan tersadar betapa kecilnya dirimu, bisa jadi lebih kecil dari seper sekiannya kehidupan.
Setiap sentuhan angin yang kau rasakan, kau akan tersadar bahwa merekapun juga hidup sepertimu.
Lantas apa kalian masih merasa hebat???

Begitu banyak pemandangan yang bisa kalian tangkap.
Begitu banyak pesan yang bisa kalian ambil.
Setiap gerak langkah kaki dan tangan yang kau lihat, akan mampu membuatmu lebih memahami bahwa semua tergerak bukan atas ijinmu.
Semua tergerak atas ijinNya.
Lantas masih bisa sombongkah kau duhai sahabatku???

Yuk,
Kita lebih sering berada ditengah mereka, agar kita lebih bisa mengingat bahwa kita ini bukan siapa siapa.
Ingat, BUKAN SIAPA SIAPA.
Hanya seorang hambaNya, dan mainkan saja peranmu dengan baik.
Bukankah tugas kita hanya "taat" ? :D

Sidoarjo, 13 September 2015

Sahabatmu yang selalu menyayangimu.
Peluk ciumku untuk kalian. :)


Selasa, 08 September 2015

Istiqomah

🌸Membangun ke istiqomahan dalam Hidup🌸

By : Ustadz Ahmadi Usman
Notulen : Attin

🌹Dalam :
Fushilat : 30

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan:
"Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu".

🌹Istiqomah adalah sebuah sikap konsisten yang dilakukan berdasarkan aturan Ilahi dengan memperhatikan perintah dan larangan secara sungguh sungguh.

🌹Adapun keuntungan nya yaitu:
Allah akan menurunkan dalam kehidupannya malaikat untuk menjaga dan menemaninya dalam berbuat kebaikan,karena penurunan malaikat berfungsi:

A. Untuk mengurangi rasa takut bagi orang istiqomah
B. Menghibur agar tidak bersedih terhadap apa yang terjadi.
C. Selalu memberikan gambaran tentang syurga yang dijanjikan Allah.

🌹Adapun kiat kiat untuk istiqomah:
1. Selalu menjaga kesucian fitrah dan jiwa : QS :'as syams : 7-9
2. Membangun rasa cinta pada semua kebaikan dan ajaran rasulullah saw
Ali Imran: 31
3.  Menanam sikap ikhlas dalam menghambakan diri pada Allah swt
Al bayyinah: 5
4. Mengetahui langkah langkah syetan dan menghindari dari mengikutinya ( QS: Annur dan al araaf )

🌹Adapun langkah langkah syeithan:
A. Menghembuskan sifat buruk seperti takabur, ijin hasad dan riya.
B. Menghadang semua langkah kebaikan.
C. Menipu dan merusak cara pandang kehidupan
D. Mendatangi dengan berbagai macam cara

💐Tanya jawab

1⃣Ustadz mau tanya menjaga kesucian fitrah itu yg seperti apa ya ustd
➡Menjaga kesucian fitrah yaitu mengembalikan manusia pada fungsi awal penciptaan nya dan itu dijelaskan dalam al quran

2⃣ustd...jika kita terus meningkatkan ilmu kita dan insya Allah sekaligus mengamalkannya tapi tetap masih ada rasa kekuatiran ibadah kita kurang atau salah.
Sebaiknya bagaimana ya ust ?
➡Itu sesuatu yang tanda baik agar terus meningkatkan ilmu dan ibadah

3⃣Ustadz....klo kita sdh mau sholat puasa dll biasanya kita pasti kan kan sdh khlas....klo gak ikhlas pasti kt ga mau ngejalaninnya...yg dimaksud Menanamkan sikap ikhlas dlm menghambakan diri pd Alloh Swt yg bagaimana ya tadz....
Makasih....
➡ikhlas sedikit nya ada tiga tingkatan.
1. Yang tingkatan terendah yaitu ketika ibadah motivasi nya hanya ingin masuk syurga atau takut neraka
2. Jika seseorang ibadah motivasi nya karena melaksanakan perintah Allah, yang ini pertengahan
3. Yang tertinggi jika seseorang ibadah karena cinta,memuliakan serta mengagungkan Allah itulah ikhlas yang melahirkan kesabaran dan ketawakalan

Iya semua ikhlas kepada Allah,namun nilai nya jelas berbeda

4⃣4. Mengetahui langkah langkah syetan dan menghindari dari mengikutinya ( QS: Annur dan al araaf )..afwan ust ayat brp "Yãª?jazakallah..
➡ surat An Nur ayat 21 dan al araaf ayat 16-17

5⃣afwan ust mw tny,gmn cr menjaga keistiqomahan dlm beribadah dlm kondisi apapun?
maaf oot gak ya ☺
➡Yaitu seluruh sikapnya disertai seluruh nilai kebaikan dari kesabaran, ketawakalan,keikhlasan kpd Allah sekecil apapun kebaikan itu dilakukan secara kontinuitas...

6⃣Msh blm ngerti dgn kalimat: fungsi penurunan malaikat (ada 3 di atas), trhadap hamba yg konsisten melakukan perintah Allah.. Kok sy jd ngebayangin film favorit sy dulu stiap minggu, kalo ga salah judulnya: stairway to heaven, michael london (maaf yaa kalo salah,, itu soalnya pas sy msh keciiiiil bngt),, apa sprti itu ya? Kita didampingi (dijagain & ditemani) sm malaikat. Cm bedanya malaikatnya ga kliatan hee..
➡malaikat diciptakan Allah memeliki tugas dan kewajiban, diantara tugas nya memenuhi kebutuhan manusia ( salah satu fungsi manusia)
Ada malaikat pencabut nyawa ada penurun hujan dan ada yang mengawal orang yang istiqomah...

7⃣Ustadz, selama ini saya sdh istiqomah dlm menjlnkan ibadah atau pekerjaan sehari hari (menurut saya). Kdg ada rasa jenuh, nah pd saat jenuh itu, muncul rasa "kok begini 2 saja ya hidup saya?". Berdosakah dg rasa tsb?
➡itu adalah  bibit keputusan asaan yang di hembuskan syithan maka jangan dibiarkan menguasai jiwa,dan jika itu terjadi menjadi putus asa yang merupakan dosa besar
Sebagaimana dalam surat Azzumar : 53

8⃣mnjg keistiqomahan itu bukan hal yg mudah, salah satu sebabnya bisa jd karena futur. Bgmnkah menjaga istiqomah di saat ruh demikian lemah? Sbgmn manusia biasa, hantaman cobaan itu bisa membuat iman drop
➡Pertama perbanyak zdikir kepada Allah sambil berdoa agar diberikan petunjuk dari Allah....
Kedua : yakin bahwa seluruh yang kita lakukan dilihat Allah...dan yakin akan semua janji Allah dalam alquran

Sabtu, 05 September 2015

Kisah Seorang Mualaf

💎Bacalah kisah ini pelan pelan 💧

 semoga Alloh memberikan banyak pelajaran dari kisah ini

Surat Mantan Pendeta yg Masuk Islam Karena Membaca Buku "Sebab-Sebab Kebahagiaan" karya Asy-Syaikh Abdurrozzaq al-Badr
Sungguh benar bahwa rahasia hidayah hanyalah di tangan Allah. Tidak ada yang menyangka seorang pendeta yang menjadi misionaris puluhan tahun berdakwah di pedalaman –menyeru kepada kesyirikan dan kekufuran- akhirnya masuk Islam di akhir hayatnya hanya karena sebuah buku saku "Sebab-Sebab Kebahagiaan".
Buku itu merupakan transkrip dari ceramah yang disampaikan oleh Fadilatus Syaikh Abdurrozzaq hafizohulloh di mesjid Al-Istqlal pada tanggal 17 januari 2010 M (1 Shafar 1431 H), yang dihadiri lebih dari 100 ribu jama'ah.
Allah menghendaki kebaikan bagi pendeta ini (Robert) yang terus berusaha mencari kebenaran….akan tetapi beliau sekarang telah meninggal dunia –semoga Allah merahmati beliau dengan rahmatNya yang seluas-luasnya, memaafkan dosa-dosanya dan memasukannya kedalam surgaNya-.
Akan tetapi sebelum ia meninggal, ia sempat menulis sebuah surat yang ia tujukan kepada Fadilatus Syaikh Abdurrozzaq hafizohulloh, yang sungguh surat tersebut ditulis dari sanubari yang paling dalam. Surat yang ringkas akan tetapi sarat dengan faidah-faidah yang
menakjubkan.
Ia bahkan tak sempat mengirimkan surat tersebut – mungkin karena sakit yang dideritanya-, akan tetapi surat tersebut ditemukan oleh saudaranya –yang non muslim- ditumpukan buku-bukunya sebulan setelah wafatnya, lalu dititipkan kepada salah seorang dai yang
berdakwah di pedalaman. Lalu akhirnya pada tanggal 16 Agustus kemarin surat tersebut –alhamdulillah- akhirnya sampai ke tangan saya tatkala saya mengunjungi kota Balikpapan, dan alhamdulillah surat tersebut telah sampai kepada Fadilatus Syaikh Abdurrozzaq
hafizohullah
Berikut isi surat tersebut.
ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ
ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻭﺭﺣﻤﺔ ﺍﻟﻠﻪ
Kepada yang saya cintai karena Allah Tuan Syaikh Abdurrozzaq semoga Allah memberkahi anda.
Perkenalkan nama saya Robert Tanhu Mangkulang dengan nama Islam Abdurrahman al Islami 58 tahun, berasal dari suku Dayak Kalimantan.
Sebelumnya saya minta maaf bila mengganggu waktu anda dan aktifitasnya. Saya ingin menceritakan kisah singkat tentang kehidupan saya dan juga harapan saya di akhir hidup saya yang tersisa.
Saya masuk Islam pada tanggal 15 Desember 2011, mulanya saya masuk Islam dan mengenal Agama Islam karena keraguan agama yang saya yakini, di keluargaku 6 bersaudara semuanya berbeda agama, ada hindu paganisme, kristen katholik dan protestan, tapi tidak ada satu pun yang masuk Islam karena keluarga kami menganggap Islam agama yang rumit dan sulit.
Selama 30 tahun lebih saya menjadi misionaris protestan, pastor dan terakhir menjadi kepala gereja di seluruh kota di Kalimantan, tepatnya di Kutai Barat, selama itu pula saya diberikan kecukupan rezeki harta dan jabatan yang layak karena itulah tujuan para pendeta, dari keenam kali pernikahan saya tidak dikaruniai anak keturunan, harta yang saya punya dipakai untuk bersenang-senang dan habis di meja judi.
Di akhir masa tua ini saya merasa takut dan gelisah dengan agama yang saya yakini yaitu kristen protestan.
Tidak membawa ketenangan dan ketentraman, sebelum saya mengenal Islam ini saya meneliti dan membanding-bandingkan kitab-kitab injil saya dengan kitab yang dulu, ada sisi yang kontradiktif antara satu dan lainnya, ditambah lagi saya ingin menghabiskan masa tua di tempat kelahiran saya.
Sebulan kemudian saya memutuskan untuk pergi meninggalkan gereja demi niat saya untuk pindah mencari ketenangan hati. Singkat cerita kami, yaitu saya dan murid saya yang mengantar sampailah di satu pelosok kabupaten Paser yang mayoritas 90 prosen adalah penganut paganisme dan animisme, namun selama puluhan tahun ditinggalkan ada sedikit berbeda, ada beberapa orang yang masuk agama Islam di antaranya mantan mertua yaitu bapak istri saya ketiga ternyata sudah menjadi muslim.
Seperti biasa di pagi hari saya selalu berkeliling untuk berolahraga, sengaja saya melewati rumah bekas istri saya karena penasaran kami berdiskusi dan berdialog dengan mereka, padahal dulu mereka adalah orang-orang yang nakal dan brutal namun ada perubahan
drastis dengan sikap perilaku dan penampilan yang islami.
Tuan Syaikh Abdurozzaq desa kami desa terisolir dan jauh dari keramaian, selama puluhan tahun tidak ada da’i atau ustadz yang masuk ke pedalaman, lalu saya tanyakan kepada mereka apa yang menyebabkan mereka masuk Islam? Mereka bercerita ada seorang pemuda jawa yang datang dari kota kecamatan selalu datang
membawa alat penghisap darah penyakit dan mengamalkan agamanya, karena keramahan dan budi pekerti yang baik mereka belajar, dari mulai 2 keluarga yang masuk Islam hingga 30 keluarga (setara 40 orang dewasa 18 anak kecil) yang belajar tentang agama Islam.
Selesai berdialog mereka memberi buku kecil berjudul “Sebab-Sebab Kebahagiaan” karya Syaikh Abdurozzaq dan buku Bekam Sunnah Nabi dan Mukjizat Medis.
Sampai di rumah sebelum tidur saya membaca dan merenungi tiap makna dari lembaran buku itu, entah kenapa badan saya merinding, dada bergemuruh karena takjub dengan penjelasan kebahagiaan yang saya cari selama ini.
Puluhan tahun saya berkhotbah di hadapan jamaah, baru kali sekarang saya mendapat suatu kata indah walaupun ada beberapa yang kurang dimengerti dalam bahasanya tapi saya faham akan maksud dan tujuan si penulis.
Keesokan harinya saya bertemu dengan teman-teman di desa untuk menanyakan kapan pemuda itu kembali akan datang? Ternyata hari itu mereka sudah ada janji untuk menjemput lewat sungai karena daratan berlumpur setelah hujan lebat.
Setelah ketemu kami yaitu saya mengutarakan niat saya untuk memeluk agama Islam maka dengan keyakinan yang kuat saya mengucapkan syahadat di hadapan 8 laki-laki dewasa dan 4 wanita walaupun agak sulit karena saya belum terbiasa dan tidak bisa maka saya dituntun untuk membaca “Laailaha illallah Muhammad
Rasulullah”.
Pemuda tadi memegang erat tangan saya dan memeluknya tubuh ini dengan haru lalu dia ucapkan
“Bapak sekarang menjadi saudara saya dalam Islam maka berbahagialah bapak dengan jaminan Allah, bahwa dengan taat kepada perintah Allah dan Rasul-Nya kita akan bertemu di surga”
Setelah itu kami berbincang dan berbagi pengalaman, dan saya tanyakan kepada pemuda ini dimana saya bisa bertemu dengan penulis ini buku, sambil menunjukkan buku yang saya bawa. Ternyata pemuda ini pun belum pernah bertemu atau melihat langsung Syaikh Abdurrozzaq, dia hanya mendengar suara di radio
swasta sebelum dia merantau ke Kalimantan, bahkan bila ada kunjungan penulis buku ini dia tidak bisa hadir karena kemampuannya untuk datang ke Jakarta.
Dua minggu kemudian dia datang kembali membawa buku-buku pelajaran cara praktis membaca al-Quran dan papan tulis, sekaligus memberi kabar gembira bahwa Syaikh Aburrozzaq akan datang bulan Februari di Jakarta tahun 2012, maka saya katakan kepadanya “Mari kita berangkat ke Jakarta, masalah ongkos saya yang akan tanggung, bawa juga keluargamu”. Namun dia menolak dengan alasan bahwa dia mengajarkan agama bukan karena harta dan iming-iming materi dunia, tapi saya bersikeras untuk memberi dia uang. Selama dua tahun naik turun bukit pemuda ini hanya digaji dengan ikan dan pisang sedangkan saya diberi sesembahan para
jamaah setiap minggu.
Akhirnya dia menerima dan membelikan tiket untuk keberangkatan kami di bulan Februari 2012 bersama keluarganya.
Sejak saat itu kami belajar dan saya pun belajar dengan sungguh-sungguh akan kebaikan Islam, umumnya di suku kami tidak ada paksaan untuk memeluk agama lain karena perbedaan agama boleh asal jangan mengganggu adat istiadat yang ada di desa kami yang mayoritas hindu paganisme.
Di pagi hari badan saya sakit semua, hernia kambuh dan seluruh kaki terasa berat digerakkan, dengan bantuan tetangga dibawa ke poliklinik terdekat lalu saya diobati dengan obat-obatan seadanya karena klinik kampung yang ada di desa tidak ada petugas yang jaga itupun yang mengobati adalah bidan kampung/dukun anak.
Seminggu kemudian pemuda ini datang dan berniat untuk menjemput saya ke rumahnya serta tinggal beberapa hari di rumah samping mushola, namun takdir berkata lain jangankan untuk jalan, berdiripun tak mampu. Pemuda ini membacakan beberapa do’a dan dia meminta madu dan air serta diminumkan kepada saya, sore harinya saya agak membaik, bisa jalan tertatih-tatih, saya minta ijin tidak hadir dalam pengajian iqro dan ia pun mengerti.
Saya mengatakan kepadanya bahwa saya tidak bisa bertemu atau datang ke jakarta, sampaikan salam dan tolong tuliskan rasa terima kasih kepada Syaikh Abdurozzaq, saya akan ke rumah teman yang ada di kabupaten untuk melihat tayangan langsung, kebetulan dia mempunyai parabola. Akhirnya pemuda ini berangkat bersama keluarganya ke jakarta, ada seorang ibu yang menitipkan barang untuk Syaikh berupa tas karena kecintaan beliau kepada tuan Syaikh Abdurrozzaq.
Hari minggu 19 februari 2012, hari itu saya sangat senang melihat wajah anda Syaikh Abdurrozzaq, walaupun ada gangguan dan sinyal yang buruk tapi ada pelajaran yang bisa diambil “bahwa bila kita ingin meraih cinta Allah harus mendahulukan perintah-perintah-Nya”. Saya ingin sekali mendengar tapi suara, gambar dan tayangannya tersendat-sendat, sehingga waktu itu saya jadi berfikir kenapa saya tidak memaksakan berangkat ke jakarta.
Tuan Syaikh Aburrozzaq sejak itu pula saya mulai mengerti arti kehidupan dalam pandangan Islam bahwa dunia hanya sementara sedangkan akhirat kekal dan abadi.
Ada kejadian yang membuat saya miris dan sedih, pemuda tadi dicegat dan diinterogasi oleh sebagian aparatur desa, yang ironisnya mereka adalah muslim, mereka menganggap pemuda ini mengajarkan ajaran menyimpang karena itu dia tertahan dan tidak bisa mengajar lagi, lalu datanglah saudara kami “Maris” salah satu tokoh yang masuk Islam dia menjelaskan kepada aparatur desa bahwa dia hanya mengajarkan baca tulis al-Quran.
Dua bulan tiga bulan sampai satu tahun dia tidak pernah datang lagi, apalagi setelah kami warga muslim ikut-ikutan ritual belian (pemanggilan roh-roh halus), mau tidak mau, suka atau tidak suka kami harus mengikutinya adat-istiadat karena ini solidaritas suku.
Tuan Syaikh Abudrrozzaq pemuda ini tidak pernah datang lagi, kami memaklumi dan mengerti dia membutuhkan perubahan dari kami dan juga perjuangan untuk melawan adat tapi kami tidak mampu, dan lagi beliau juga perlu penghasilan untuk keluarga semoga Allah memudahkan urusan pemuda ini.
Tuan Syaikh Abdurrozzaq semoga dengan tulisan ini dan sampainya tulisan ini di hadapan anda semoga ada da’i atau ustadz yang mau ke tempat kami, dulu waktu kami menjadi misionaris kami bisa ke pelosok-pelosok tapi umat Islam yang kata anda rahmat semesta alam tidak ada yang bertahan ke pedalaman. Maka disisa umurku
ini saya berharap bisa bertemu di surga kelak. Saya mempunyai penyakit kronis bisa saja setelah ini Allah mencabut nyawa saya, sekali lagi terimakasih untuk anda dan Islam.
Abdurrahman al-Islami
Muara Andeh, 15 Agustus 2014
 

Beberapa faidah yang bisa dipetik dari surat mulia ini :
 

1. Betapa banyak orang terhalangi untuk masuk Islam karena menganggap Islam adalah agama yang sulit dan rumit. Padahal kita tahu bahwasanya Islam adalah agama yang sederhana, jika dibersihkan dari seluruh bid'ah, syirik, khurofat, dan takhayyul maka sungguh Islam adalah agama yang sangat simpel dan mudah.
Akan tetapi sering kali gambaran Islam sampai kepada non muslim dengan gambaran yang keliru.
 

2. Kontradiktif yang terdapat dalam Injil merupakan sebab penting yang menjadikan bekas pendeta ini masuk Islam, karena hal ini menimbulkan keraguan terhadap ajarannya, padahal ia seorang pendeta. Maka perlu kita menjelaskan kontradiktif Injil kepada kaum
Nashrani, semoga mereka dibukakan hatinya oleh Allah untuk memeluk Islam.
 

3. Berdakwah dengan akhlak, keramah-tamahan, serta budi pekerti yang baik merupakan daya tarik terbesar bagi non muslim untuk mengenal Islam. Sebagaimana yang ditunjukkan oleh sang pemuda tersebut tatkala berdakwah di pedalaman.
 

4. Islam yang benar akan merubah perilaku pemeluknya secara drastis, sebagaimana yang dituturkan oleh bekas pendeta, bahwasanya kerabatnya dahulu brutal namun setelah masuk Islam berubah menjadi berperangai mulia.
Inilah bedanya orang yang masuk Islam karena belajar – sehingga mempengaruhi perilakunya-, dengan orang yang masuk Islam hanya ikut-ikutan, atau keturunan, namun tidak dibarengi dengan mempelajari Islam.
 

5. Bekas pendeta ini puluhan tahun berkhotbah di hadapan jama'ahnya untuk mengajarkan kebahagiaan kepada mereka, akan tetapi ia sendiri tidak merasakan kebahagiaan tersebut. Ia sendiri sedang mencari kebahagiaan. Ternyata ia menemukan hakekat
kebahagiaan melalui buku Asy-Syaikh Abdurrozzaq hafizohulloh.
 

6. Seorang yang menyatakan masuk Islam maka harus kita sambut dengan penuh kebahagiaan dan memberi optimisme kepada dirinya. Sungguh perkataan sang dai muda tersebut sangat mengena di hati bekas pendeta.
Tatkala sang pendeta masuk Islam, maka dipeluklah dengan haru oleh sang pemuda seraya berkata “Bapak sekarang menjadi saudara saya dalam Islam maka berbahagialah bapak dengan jaminan Allah, bahwa dengan taat kepada perintah Allah dan Rasul-Nya kita akan bertemu di surga”
 

7. Diantara pernyataan indah Syaikh Abdurrozzaq yang selalu diingat oleh sang pendeta yaitu "Bahwa bila kita ingin meraih cinta Allah harus mendahulukan perintah-perintah-Nya"
 

8. Pendeta ini memberi informasi bahwa dakwah sang pemuda ke pedalaman ternyata dihalangi oleh orang-orang Islam sendiri.
Setelah saya menghubungi sang pemuda, maka sang pemuda itu bercerita bahwa yang menghalanginya adalah orang-orang Islam yang tidak suka dengan dakwah sunnah yang tidak menyetujui adat-adat yang tidak benar.
 

9. Di antara harapan mantan pendeta Abdurrahman al-Islami, yaitu agar para dai menyempatkan diri berdakwah di pedalaman. Karena kaum misionaris rela berjuang berdakwah berpuluh-puluh tahun untuk mengajarkan kekufuran dan kesyirikan di pedalaman-pedalaman.
Bahkan di antara informasi yang disampaikan oleh sang pemuda kepada saya melaui WA bahwasanya gerakan syi'ah pun telah sampai ke pedalaman.
Berikut isi WA tersebut :
((Pak Robert buatkan busur dan panah, (sebagai) hadiah yang akan diberikan untuk syaikh bila tiba ke Jakarta. Di Kutai Barat waktu beliau menjabat sebagai (Ketua) Forum Kerukunan Pelayanan Tuhan –sejenis persekutuan gereja-, (beliau) pernah didatangi kunjungan Islam Iranian Corner dan Ixxbx. Mereka datang katanya untuk misi pendidikan. Ketika ditanyakan maka mereka banyak menjelek-jelekan Arab Saudi dan Sunni. Lalu beliau nanya sama ana, Islam apa mereka?, ana bilang mereka syi'ah…, ana kisahkan kekejian
mereka terhadap Islam dan foto-foto pembantaian…dari internet.
Beliau nanya sama ana, apakah di Mekkah dan Madinah akan diserang Syi'ah?. Ana bilang nggak tahu…
Karena beliau piawai membuat peralatan perang maka beliau berinisiatif buat panah dan busur untuk Syaikh, katanya untuk jaga-jaga dari Syi'ah…))
 

10. Pemuda yang gigih dalam berdakwah –semoga Allah menjaga keikhlasannya dan menambah semangatnya dalam berdakwah-
 

Alhamdulillah saya telah berkomunikasi langsung dengan pemuda da'i ini, dan ada beberapa informasi yang bisa saya sampaikan, di antaranya :

- Pemuda ini sudah bertahun-tahun berdakwah di pedalaman, ia sendiri berasal dari suku Sunda, akan tetapi ia bertekad untuk berdakwah di pedalaman Kalimantan. Bahkan mendakwahi suku asli Kalimantan, yaitu suku Dayak.


- Alhamdulillah ia sekarang bersama istrinya sedang mengasuh pondok kecil-kecilan dengan jumlah santri 160 santri-santriwati kecil. Disamping itu ada sekitar 40 orang muallaf dewasa yang ia didik. Berikut WA yang ia kirimkan kepada saya : ((Ustadz, afwan sebelumnya, surat yagn dtitip dari pak Robert/Abdurrahman untuk
Syaikh sebenarnya sudah lama sekali. Sebulan setelah beliau wafat surat itu bari kami tahu dari tumpukan buku di rumahnya. Itupun kami tahu dari saudar beliau yang non muslim, bahwa pak Robert rahimahullah mau titip surat untuk ana. Ala kulli haal, beliau (pak Robert) ingin sekali bertemu Syaikh, beliau memesan buku-buku
Syaikh dan tulisannya. Dan yang paling beliau suka adalah buku "Perjalanan dari Madinah ke Rodja" yang ditulis antum.
Ana ingin ngasih surat ke antum tapi qodarullah waktu dan kondisi ana yang tidak memungkinkan. Jangankan ke Jakarta, ke Balikpapan aja ana gak sempat ustadz.
Ana berdua bersama istri mengajar lebih 160 anak dan 40 muallaf, kalau ana tinggal maka nggak ada yang ngajarin mereka))


- Dari tuturan sang pendeta, ternyata pemuda ini tatkala berdakwah sama sekali tidak berharap upah. Bahkan tatkala ditawarkan untuk diberi ongkos ke Jakarta oleh sang pendeta, maka iapun dengan tegas menolak dengan menyatakan bahwa ia tidak berharap dunia. Akan tetapi suku Dayak yang menerima dakwahnya tetap memberikan rasa terima kasih mereka kepada sang pemuda dengan memberikan sekedarnya yaitu berupa ikan dan pisang.
Tutur mantan pendeta "Selama dua tahun naik turun bukit pemuda ini hanya digaji dengan ikan dan pisang sedangkan saya diberi sesembahan para jamaah setiap minggu"


- Pemuda ini mengaku kepada saya bahwasanya ia tidak bisa berbahasa Arab, sehingga tatkala sampai di tabligh Akbar Syaikh Abdurrozaq ia tidak kuasa dan tidak mampu untuk berbicara dengan Syaikh. Hal ini menunjukkan bahwa untuk menyampaikan dasar-dasar Islam dan iqro' maka tidak harus menunggu menjadi Ustadz berkaliber.
Yang penting adalah tekad yang kuat dalam berdakwah, dengan tetap menyadari kekurangan ilmu yang ada.
Lihatlah pemuda ini, ia tidak angkuh dengan banyaknya orang masuk Islam karena dakwahnya, bahkan ia mengakui di hadapan saya bahwa ia tidak bisa berbahasa Arab tanpa malu-malu.


- Pemuda ini meskipun memiliki ilmu seadanya akan tetapi ia mengerti betul bahwa dakwah bukanlah sarana untuk mencari dunia dan kekayaan. Bahkan ia sendiri kekurangan dana untuk menjalankan pondoknya.
Di antara keluhannya kepada saya, ia kekurangan dana untuk menyunat orang-orang yang baru masuk Islam, sehingga masih banyak muallaf yang belajar dengannya belum disunat.


- Pentingnya ilmu, lihatlah pemuda ini langsung mengajarkan iqro' kepada para muallaf.
Akhirnya, semoga Allah merahmati Abdurrahman Al-Islami, memafkan dosa-dosanya, dan memasukannya ke dalam surgaNya. Dan semoga Allah membalas jasa Asy-Syaikh Abdurrazzaq yang dengan sebab buku beliau maka Robert pun berubah menjadi Abdurrahman. Semoga Allah menambah keikhlasan Syaikh Abdurrazzaq dan menjaga beliau dalam memperjuangkan dakwah Sunnah di Kota Madinah dan juga di tanah air. Dan semoga Allah membalas jasa sang Pemuda yang telah berjuang keras berdakwah di pedalaman suku Dayak dengan segala keterbatasan dan kekurangan sarana dan prasarana.
Semoga akan banyak dai-dai yang mengikuti jejak langkah kaki beliau.

Semoga bermanfaat ...
بارك الله فيكم

Jumat, 04 September 2015

Ahli Bedah dan Ahli Tahajud

🌷Seorang Dokter Ahli Bedah Dan Pasien Ahli Tahajud🌷
Seorang pemuda berusia 17 tahun dilarikan ke Rumah sakit militer di Riyadh. Sebuah peluru nyasar mengenai tubuhnya. Dalam perjalanan ke rumah sakit, pemuda itu memandang wajah ibunya yang sedang menangis sedih seraya mengatakan, “Wahai ibunda, janganlah engkau bersedih. Aku baik-baik saja. Sesungguhnya aku akan meninggal. Aku telah mencium wanginya bau surga.” Orang tua mana yang tidak terkejut dengan kalimat tersebut dari putra kesayangannya.

Mereka masih berharap putranya dapat diselamatkan. Sesampainya di instalasi gawat darurat, seorang dokter langsung menanganinya. Namun sang pemuda itu berkata kepadanya, “Wahai saudaraku, sesungguhnya aku akan meninggal. Aku telah mencium semerbak harum bau surga. maka janganlah engkau merepotkan dirimu sendiri. Aku hanya menginginkan kehadiran ayah dan ibuku di sisiku.”

Sesuai permintaan pemuda, kini ayah dan ibu telah berada di instalasi gawat daurat. Sebuah senyum kebahagiaan terpancar di wajah sang pemuda. Lalu ia membaca dua syahadat. “Asyhadu an laa-ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhamamadan rasulullah,” kalimat sang pemuda ini sekaligus mejadi kalimat terakhir dalam hidupnya. Ia menghadap Allah Subhanahu wa Ta’ala segera setelah menyelesaikan ikrar syahadat, bahkan ia meninggal dalam posisi telunjuk jari tangannya menunjuk, seperti posisi tasyahud dalam shalat.

Setelah Maghrib, dokter Kholid bin Abdul Aziz Al Jubair bertemu dengan Dhiya’, petugas rumah sakit yang memandikan jenazah pemuda tersebut. Ia menceritakan kondisi pemuda tersebut saat dimandikannya. “Jari telunjukkan membentuk isyarat seperti orang shalat yang sedang membaca tasyahud.”

Selain itu, hal yang paling ajaib adalah, jenazah pemuda tersebut tetap segar. Terlihat segar bugar. Seperti orang yang sedang beristirahat dengan nyenyak. Dokter spesialis bedah itu penasaran. Ia pun menemui orang tua si pemuda dan menanyakan amal apa yang dilakukan oleh putra mereka sehingga ia bisa membaca syahadat di akhir hayatnya, bertasyahud dan jasadnya tetap segar bugar.

“Anak kami,” kata orang tuanya kepada dokter Kholid, “sejak memasuki usia akil baligh, dialah yang selalu membangunkan kami untuk shalat Subuh. Ia sangat rajin qiyamullail dan membaca Al Qur’an. Selalu berupaya menunaikan shalat jama’ah di masjid…” Masya Allah… usianya baru 17 tahun, masih duduk di kelas 2 SMA, tetapi amalnya luar biasa. Pantaslah jika dirinya mendapatkan karunia Allah berupa husnul khatimah dan jenazahnya segar bugar.

Dokter Kholid lantas menceritakan apa yang diketahuinya kepada rekannya yang juga dokter ahli bedah. “Masya Allah… usianya baru 17 tahun? Ia sungguh jauh lebih baik dariku. Mengapa aku tidak belajar darinya?” kata dokter itu. Ia pun kemudian mengambil cuti satu minggu. “Aku ingin melakukan muhasabah,” katanya kepada dokter Kholid.


Dokter Kholid juga menceritakan kepada rekannya yang dokter bedah di Jeddah. Mendengar cerita dokter Kholid, dokter itu menangis. Ia pun berkomitmen untuk memperbaiki diri dan meningkatkan amal-amalnya. “Jika anak berusia 17 tahun saja bisa, mengapa ada alasan bagi kita untuk menunda-nunda ibadah kepada-Nya?”

Kamis, 03 September 2015

Karakter Muslim/Muslimah

5 Karakter Muslim/ Muslimah Sejati: ♧Qodirun ‘alal Kasbi
♧Mujahidun linafsihi
♧Haritsun ‘ala waqtihi
♧Munazhom Fii Su’unihi
♧Naafi’un Li Ghairihi
.
.
♢Qodirun ‘alal Kasbi
~Mampu berusaha sehingga menjadikannya seorang yang berjiwa mandiri dan tidak mahu bergantung kepada orang lain dalam memenuhi segala keperluan hidupnya.
.
♢Mujahidun linafsihi
~Bersungguh sungguh dalam jiwanya sehingga menjadikannya seseorang yang dapat memaksimalkan setiap kesempatan..
sehingga terlihat baik pada dirinya ataupun orang lain.
.
♧Haritsun ‘ala waqtihi
~Efisien dalam memanfaatkan waktu sehingga menjadi seorang yang tidak mensiakan waktu walau sedetik pun.
.
♡Munazhom Fii Su’unihi
~Tersusun urusannya sehingga kehidupannya menjadi teratur dalam segala hal yang menjadi tanggungjawab dan amanahnya.
.
♢Naafi’un Li Ghairihi
~Bermanfaat bagi orang lain, sehingga menjadikannya seseorang yang bermanfaat dan diperlukan.
.

Masa Mudaku

Kutangisi masa mudaku dengan aliran air mataku…. Akan tetapi tangisan dan ratapanku tiada guna.. Sungguh aku bersedih dan menyesal atas masa mudaku…. Masa tua dan rambutku yang disemir (karena ubanan) telah berduka cita atas  masa mudaku…. Masa mudaku telah hilang…, padahal dahulu aku segar bugar…

Sebagaimana batang pohon yang kering dengan gugurnya dedaunan…. Aduhai seandainya suatu hari masa mudaku bisa kembali…. Akan kukabarkan kepadanya tentang apa yang menimpa masa tuanya…

Masa muda adalah masa keemasan, maka aktivitas dan produktivitas…

Jika seseorang mengisinya dengan kebaikan maka masa tuanya akan penuh dengan kebahagiaan dan kebanggaan…

Akan tetapi jika masa mudanya dihamburkan dalam kemaksiatan dan sia-sia, maka yang ada hanyalah penyesalan di masa tua tiada guna.

Pemuda yang menyibukkan diri dalam ibadah merupakan pemuda yang hebat, karena masa muda adalah masa-masa bersenang-senang dan dipuncak-puncaknya ingin kebebasan dan menuruti hawa nafsu.

Al-Munawi rahimahullah berkata :

خَصَّهُ لِكَوْنِهِ مَظِنَّةُ غَلَبَةِ الشَّهْوَةِ وَقُوَّةِ البَّاعِثِ عَلَى مُتَابَعَةِ الْهَوَى وَمُلاَزَمَةُ الْعِبَادَةِ مَعَ ذَلِكَ أَشَقُّ وَأَدَلُّ عَلَى غَلَبَةِ التَّقْوَى "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengkhususkan penyebutan "masa muda" karena masa muda adalah masa biasanya terkuasai oleh syahwat dan kuatnya dorongan untuk mengikuti hawa nafsu. Dan melazimi dibadah dalam kondisi demikian lebih berat dan lebih menunjukkan atas dominasi ketakwaan" (Faidul Qodiir 4/88)

Bahkan Ibnu Rojab rahimahullah mengibaratkan masa muda seperti masa kegilaan, karena begitu beratnya ujian di masa tersebut. Beliau berkata :

فَإِنَّ الشَّبَابَ شُعْبَةٌ مِنَ الْجُنُوْنِ، وَهُوَ دَاعٍ لِلنَّفْسِ إِلَى اسْتِيْفَاءِ الْغَرضِ مِنْ شَهوَاتِ الدُّنْيَا وَلَذَّاتِهَا الْمَحْظُوْرَةِ، فَمَنْ سَلِمَ مِنْهُ فَقَدْ سَلِمَ "Sesungguhnya masa muda adalah cabang dari kegilaan, karena masa muda menyeru jiwa untuk memuaskan kehendaknya berupa syahwat dunia keledzatannya yang terlarang. Maka barangsiapa yang selamat dari masa mudanya maka sungguh ia telah selamat" (Fathul Baari 6/46-47)

Pict by || sun.washed and has edited
Source : -Ust Firan

Renungan Ketauhidan

Ada seorang Atheis yg memasuki sebuah masjid, dia mengajukan 3 pertanyaan yg hanya boleh dijawab dengan akal. Artinya tidak boleh dijawab dengan dalil, karena dalil itu hanya dipercaya oleh pengikutnya, jika menggunakan dalil (naqli) maka justru diskusi ini tidak akan menghasilkan apa-apa...

Pertanyaan atheis itu adalah:

1. Siapa yg menciptakan Allah?? Bukankah semua yg ada di dunia ada karena ada penciptanya?? Bagaimana mungkin Allah ada jika tidak ada penciptanya??

2. Bagaimana caranya manusia bisa makan dan minum tanpa buang air?? Bukankah itu janji Allah di Syurga?? Jangan pakai dalil, tapi pakai akal....

3. Ini pertanyaan ketiga, kalau iblis itu terbuat dari Api, lalu bagaimana bisa Allah menyiksanya di dalam neraka?? Bukankah neraka juga dari api??

Tidak ada satupun jamaah yg bisa menjawab, kecuali seorang pemuda.

Pemuda itu menjawab satu per satu pertanyaan sang atheis :

1. Apakah engkau tahu, dari angka berapakah angka 1 itu berasal?? Sebagaimana angka 2 adalah 1+1 atau 4 adalah 2+2?? Atheis itu diam membisu..

"Jika kamu tahu bahwa 1 itu adalah bilangan tunggal. Dia bisa mencipta angka lain, tapi dia tidak tercipta dari angka apapun, lalu apa kesulitanmu memahami bahwa Allah itu Zat Maha Tunggal yg Maha mencipta tapi tidak bisa diciptakan??"

2. Saya ingin bertanya kepadamu, apakah kita ketika dalam perut ibu kita semua makan? Apakah kita juga minum? Kalau memang kita makan dan minum, lalu bagaimana kita buang air ketika dalam perut ibu kita dulu?? Jika anda dulu percaya bahwa kita dulu makan dan minum di perut ibu kita dan kita tidak buang air didalamnya, lalu apa kesulitanmu mempercayai bahwa di Syurga kita akan makan dan minum juga tanpa buang air??

3. Pemuda itu menampar sang atheis dengan keras. Sampai sang atheis marah dan kesakitan. Sambil memegang pipinya, sang atheis-pun marah-marah kepada pemuda itu, tapi pemuda itu menjawab : "Tanganku ini terlapisi kulit, tanganku ini dari tanah..dan pipi anda juga terbuat dari kulit dari tanah juga..lalu jika keduanya dari kulit dan tanah, bagaimana anda bisa kesakitan ketika saya tampar?? Bukankah keduanya juga tercipta dari bahan yg sama, sebagaimana Syetan dan Api neraka??

Sang atheis itu ketiga kalinya terdiam...

Sahabat, pemuda tadi memberikan pelajaran kepada kita bahwa tidak semua pertanyaan yg terkesan mencela/merendahkan agama kita harus kita hadapi dengan kekerasan. Dia menjawab pertanyaan sang atheis dengan cerdas dan bernas, sehingga sang atheis tidak mampu berkata-kata lagi atas pertanyaannya..

Itulah pemuda yg Islami, pemuda yg berbudi tinggi, berpengtahuan luas, berfikiran bebas...tapi tidak liberal... tetap terbingkai manis dalam indahnya Aqidah...

Ada yg berkata bahwa pemuda itu adalah Imam Abu Hanifah muda. Rahimahullahu Ta'ala...

Wallahu 'alam

Renungan ini sebagai refleksi diri utk senantiasa berkhusnudzon (prasangka baik) terhadap Allah SWT, karena tiada daya dan kekuatan selain dari Nya

Semoga bermanfaat

Rabu, 02 September 2015

7 Bacaan pembuka pintu REZEKI

Bismillah
.
(1). Memperbanyak Membaca “La hawla Wala Quwwata Illa billah “ Barangsiapa yang lambat datang rezekinya hendaklah banyak mengucapkan “La hawla Wala Quwwata Illa billah" (HR. At Tabrani)
.
(2). Membaca ” La Ilaha Illallahul Malikul Haqqul Mubin” Barangsiapa setiap hari membaca La ilaha illallahul malikul haqqul mubin maka bacaan itu akan menjadi keamanan dari kefakiran dan menjadi penenteram dari rasa takut dalam kubur (HR. Abu Nu’aim dan Ad Dailami).
.
(3). BerIstighfar “Barangsiapa beristighfar niscaya Allah akan mengeluarkan dia dari segala kesusahan dan memberikan rezki dari arah yang tidak diduga-duga” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majjah)
.
(4). Membaca Surat Al-Ikhlas “Barangsiapa mmbaca Surat Al Ikhlas ketika masuk rumah maka berkah bacaan menghilangkan kefakiran dari penghuni rumah dan tetangganya (HR. AtTabrani)
.
(5). Membaca Surat Al-Waqiah “Barangsiapa mmbaca surat Al-Waqiah setiap malam, maka tidak akan ditimpa kesempitan hidup “(HR. Al-Baihaqi dalam Syu’ab AlIman)
.
(6). Memperbanyak Shalawat Atas Nabi “Ubay Bin Ka’ab meriwayatkan , bila telah berlalu sepertiga malam, Rasulullah Salallahu’alaih iwassalam berdiri seraya bersabda : “Wahai Manusia Berdzikirlah Mengingat Allah, berdzikirlah mengingat Allah. Akan datang tiupan (sangkakala kiamat) pertama, kemudian diiringi tiupan kedua. Akan datang kematian dan segala kesulitan didalamnya”
.
(7). Membaca "Subhanallah wabihamdihi Subhanallahil adziim" dari setiap kalimat itu seorang malaikat yg bertasbih kepada Allah Ta’ala sampai hari kiamat yang pahala tasbihnya itu diberikan untukmu” (HR. Al-Mustagfiri dalam Ad-Da’awat)
.
Semoga kita dapat mengamalkannya agar selalu mendapat limpahan rezeki dari arah yang tanpa di sangka-sangka.. Aamiin.
kiriman @diyahamalia13

Banyak Tertawa Mengurangi Wibawa

Bercanda memang penting tetapi jangan berlebihan.
Begitu juga dalam agama Islam mengajarkan.
Pantas saja ‘Umar bin Khatthab radhiallahu ‘anhu
berkata ,
ﻗﺎﻝ ﻋﻤﺮ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ : ﻣﻦ ﻛﺜﺮ
ﺿﺤﻜﻪ ﻗﻠﺖ ﻫﻴﺒﺘﻪ ﻭﻣﻦ ﻛﺜﺮ ﻣﺰﺍﺣﻪ
ﺍﺳﺘﺨﻒ
“ Barangsiapa yang banyak tertawa, maka akan sedikit
wibawanya . Barangsiapa yang banyak guraunya, maka dengannya dia akan rendah.” ( HR. Baihaqii dalam Kitab Syu’abul ‘imaan no: 5019)
Al-Mawardi rahimahullah pernah berkata,
ﻭَﺃَﻣَّﺎ ﺍﻟﻀَّﺤِﻚُ ﻓَﺈِﻥَّ ﺍﻋْﺘِﻴَﺎﺩَﻩُ ﺷَﺎﻏِﻞٌ ﻋَﻦْ
ﺍﻟﻨَّﻈَﺮِ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺄُﻣُﻮﺭِ ﺍﻟْﻤُﻬِﻤَّﺔِ ، ﻣُﺬْﻫِﻞٌ ﻋَﻦْ
ﺍﻟْﻔِﻜْﺮِ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﻮَﺍﺋِﺐِ ﺍﻟْﻤُﻠِﻤَّﺔِ .
ﻭَﻟَﻴْﺲَ ﻟِﻤَﻦْ ﺃَﻛْﺜَﺮَ ﻣِﻨْﻪُ ﻫَﻴْﺒَﺔٌ ﻭَﻟَﺎ ﻭَﻗَﺎﺭٌ،
ﻭَﻟَﺎ ﻟِﻤَﻦْ ﻭُﺻِﻢَ ﺑِﻪِ ﺧَﻄَﺮٌ ﻭَﻟَﺎ ﻣِﻘْﺪَﺍﺭٌ .
“Adapun tertawa, apabila seseorang membiasakannya
dan terlalu banyak tertawa, maka hal itu akan
melalaikan dan melupakannya dari melihat hal-hal yang
penting. Dan orang yang banyak melakukannya, tidak
akan memiliki wibawa dan kehormatan. Dan orang yang terkenal dengan hal itu tidak akan memiliki kedudukan dan martabat.” ( Adabud-Dunya wad-Din hal.313, Dar Maktabah Al-Hayat, 1986 M, syamilah)
Terkadang juga yang membuat wibawa orang
sanguin jatuh adalah seringnya rertawa dengan
tertawa terbahak-bahak (ngakak). Jelas ini
menjatuhkan wibawa dan terkesan tidak serius. Oleh
karenanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
kebanyakan hanya tersenyum dan tidak tertawa terbahak-bahak. Karena seringnya seperti ini
menunjukkan bahwa ia lupa atau lalai dengan akhirat
Dari Aisyah isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mbahwa dia berkata,
ﻣَﺎ ﺭَﺃَﻳْﺖُ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ
ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻣُﺴْﺘَﺠْﻤِﻌًﺎ ﺿَﺎﺣِﻜًﺎ ﺣَﺘَّﻰ ﺃَﺭَﻯ
ﻣِﻨْﻪُ ﻟَﻬَﻮَﺍﺗِﻪِ ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻛَﺎﻥَ ﻳَﺘَﺒَﺴَّﻢُ

“Saya tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tertawa terbahak-bahak hingga kelihatan tenggorokan beliau, beliau biasanya hanya tersenyum.”
(HR. Al-Bukhari no. 6092 dan Muslim no. 1497)

✏BBM @kajianisalm putri,grup whatsapp dan telegram @kajianislam putri

Meraih Kerendahan Hati


Oleh: Ustadz Muhammad Sulhan Jauhari, Lc. M.H.I حفظه الله تعالى

➡ TAWADHU' AKHLAK NABI

Di antara akhlak mulia yang dianugerahkan Allah ta’ala kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa adalah tawadhu’ (rendah hati). Tawadhu’ merupakan sifat terpuji yang diperintahkan di dalam Islam dan senantiasa dicontohkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Dengan tawadhu’, satu sama lain saling menghormati dan tidak menyakiti. Dengannya pula, sesama manusia tidak akan saling menonjolkan bahwa dirinya-lah paling hebat, kuat, kaya, atau paling bertakwa.

➡ TAWADHU' PERINTAH ALLAH

Sifat mulia inilah yang tertanam pada diri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan senantiasa beliau tanamkan pada diri para Sahabatnya. Sehingga kita dapati dalam beberapa hadis mulia berisi perintah untuk tawadhu’ dan larangan bersikap sombong.

Beliau bersabda:

إِنَّ اللَّهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوْا، حَتَّى لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ وَلاَ يَبْغِيَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ

Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian bersikap tawadhu’, sehingga satu sama lain tidak saling berbangga diri, satu sama lain tidak saling menganiaya. (HR. Muslim)

Beliau juga bersabda:

وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ

Dan tidaklah seseorang tawadhu’ karena Allah melainkan Allah akan mengangkat derajatnya. (HR. Muslim)

➡ HAKIKAT TAWADHU’

Pada hakikatnya tawadhu’ adalah, “menerima kebenaran, tunduk dan patuh kepadanya, rendah diri dan ramah, dan tidak melihat diri sendiri lebih tinggi (baik, mulia) dari pada orang lain.” (al-Tawadhu’ fi al-Kitab wa al-Sunnah, Abu Usama al-Hilali, hal. 8)

➡ SIFAT MUSLIM TAWADHU'

Orang yang tawadhu’ ialah orang yang mau menerima kebenaran yang datang dari al-Qur’an dan as-Sunnah, tidak menolaknya apalagi sampai mengolok-oloknya, dia mau menerima nasihat yang berisi kalamullah dan kalam Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan semangat mengamalkan pelajaran yang ada pada keduanya.

Orang yang tawadhu’ adalah orang yang menghargai dan menghormati orang lain, tidak menghina atau melecehkan mereka, tidak pula berbuat kezaliman terhadap mereka. Dia tidak merasa bahwa dirinya lebih baik dari para mereka, lebih rajin dalam beribadah atau lebih bertakwa dari pada sesama manusia.

Sebagai muslim yang menginginkan kebaikan, hendaknya kita terus berusaha untuk menjauhkan diri dan keluarga dari akhlak tercela yang satu ini khususnya, demikian pula akhlak-akhlak buruk lainnya, yang dapat mengundang murka Allah ‘azza wa jalla.

Dengan semangat berusaha dan berdoa, semoga Allah memberikan kemudahan kepada kita untuk menggapai akhlak mulia. Aamiiin.

====================

Sumber : Pesan ini disebarluaskan oleh Grup WA Kajian Islam Ilmiah, 17 Dzulqa'dah 1436 H / 1 September 2015

Kiat Mengenali “Musang Berbulu Domba”

[💌 Kiat Mengenali “Musang Berbulu Domba” 💌 ]

Sobat! Satu kepastian yang telah menjadi sunnatullah, bahwa di dunia ini segala urusan diciptakan berpasang pasangan. Ada baik, ada buruk, ada atas ada bawah, ada benar dan ada salah, ada pandai ada bodoh demikian seterusnya.

Sepatutnya anda menyadari bahwa "siapapun diri anda, pasti ada saja yang suka dan ada pula yang membenci".

Bila anda adalah orang baik paling baik, maka sadarilah bahwa orang paling baik pastilah dibenci oleh orang buruk hingga orang paling buruk.

Namun demikian, janganlah anda berkecil hati, karena seluruh orang baik pastilah mencintai anda. Sebaliknya, andai anda adalah orang buruk paling buruk, maka pasti saja anda memiliki kawan, bukan hanya satu atau dua, namun buaaanyak sekali, yaitu orang buruk hingga paling buruk semisal anda.

Namun, pada saat yang sama sadarilah bahwa orang baik hingga orang paling baik pasti pula membenci anda.
Karena itu, sekedar merasa bahwa diri anda baik atau benar belumlah cukup, namun lihatlah siapakah kawan dan lawan anda.

Bila terbukti, bahwa orang yang senang dengan anda adalah orang orang yang bejat, para pengumbar hawa nafsu, malas ibadah, bodoh, nan hina, maka itu indikasi anda serupa dengan mereka.

Sebaliknya bila orang orang yang membenci anda adalah orang - orang baik, mereka rajin beribadah, berilmu dan berakhlaq mulia, maka ini bukti nyata bahwa anda bukanlah dari golongan mereka.

Pendek kata! Silahkan anda menyembunyikan jati diri anda, dengan cara apapun, namun ketahuilah bahwa sahabat-sahabat anda adalah cermin dari diri anda. Setiap insan akan dengan mudah mengenali diri anda dari teman teman yang ada disekitar anda. Dalam pepatah Arab dinyatakan:

Janganlah engkau bertanya tentang diri seseorang, namun tanyalah tentang kawan karibnya.

Karena setiap manusia pastilah meniru perilaku kawan karibnya.

Domba tidak akan pernah bersahabat dengan serigala, sebagaimana srigalapun juga tidak akan kuasa menahan rasa laparnya agar dapat bersahabat dengan domba.

(Ustadz Muhammad Arifin Badri)

"Mencintai sejantan 'Ali"

Ada rahasia terdalam di hati Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah. Karib kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh memesonanya. Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya. Lihatlah gadis itu pada suatu hari ketika ayahnya pulang dengan luka memercik darah dan kepala yang dilumur isi perut unta. Ia bersihkan hati-hati, ia seka dengan penuh cinta. Ia bakar perca, ia tempelkan ke luka untuk menghentikan darah ayahnya.

Semuanya dilakukan dengan mata gerimis dan hati menangis. Muhammad ibn 'Abdullah Sang Tepercaya tak layak diperlakukan demikian oleh kaumnya! Maka gadis cilik itu bangkit. Gagah ia berjalan menuju Ka'bah. Di sana, para pemuka Quraisy yang semula saling tertawa membanggakan tindakannya pada Sang Nabi tiba-tiba dicekam diam. Fathimah menghardik mereka dan seolah waktu berhenti, tak memberi mulut-mulut jalang itu kesempatan untuk menimpali. Mengagumkan!

Ali tak tahu apakah rasa itu bisa disebut cinta. Tapi, ia memang tersentak ketika suatu hari mendengar kabar yang mengejutkan. Fathimah dilamar seorang lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi. Lelaki yang membela Islam dengan harta dan jiwa sejak awal-awal risalah. Lelaki yang iman dan akhlaqnya tak diragukan; Abu Bakr Ash Shiddiq, Radhiyallaahu ’Anhu

"Allah mengujiku rupanya", begitu batin ’Ali.

Ia merasa diuji karena merasa apalah ia dibanding Abu Bakar. Kedudukan di sisi Nabi? Abu Bakar lebih utama, mungkin justru karena ia bukan kerabat dekat Nabi seperti 'Ali, namun keimanan dan pembelaannya pada Allah dan RasulNya tak tertandingi. Lihatlah bagaimana Abu Bakar menjadi kawan perjalanan Nabi dalam hijrah sementara 'Ali bertugas menggantikan beliau untuk menanti maut di ranjangnya.

Lihatlah juga bagaimana Abu Bakr berda’wah. Lihatlah berapa banyak tokoh bangsawan dan saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuhan Abu Bakar; 'Utsman, 'Abdurrahman ibn 'Auf, Thalhah, Zubair, Sa'd ibn Abi Waqqash, Mush'ab.. Ini yang tak mungkin dilakukan kanak-kanak kurang pergaulan seperti 'Ali.

Lihatlah berapa banyak budak Muslim yang dibebaskan dan para faqir yang dibela Abu Bakar; Bilal, Khabbab, keluarga Yassir, 'Abdullah ibn Mas'ud.. Dan siapa budak yang dibebaskan 'Ali? Dari sisi finansial, Abu Bakar sang saudagar, insya Allah lebih bisa membahagiakan Fathimah.

'Ali hanya pemuda miskin dari keluarga miskin. "Inilah persaudaraan dan cinta", gumam 'Ali.

"Aku mengutamakan Abu Bakar atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan Fathimah atas cintaku."

Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan. Ia adalah keberanian, atau pengorbanan

Beberapa waktu berlalu, ternyata Allah menumbuhkan kembali tunas harap di hatinya yang sempat layu.

Lamaran Abu Bakr ditolak. Dan ’Ali terus menjaga semangatnya untuk mempersiapkan diri. Ah, ujian itu rupanya belum berakhir. Setelah Abu Bakr mundur, datanglah melamar Fathimah seorang laki-laki lain yang gagah dan perkasa, seorang lelaki yang sejak masuk Islamnya membuat kaum Muslimin berani tegak mengangkat muka, seorang laki-laki yang membuat syaithan berlari takut dan musuh- musuh Allah bertekuk lutut.

'Umar ibn Al Khaththab. Ya, Al Faruq, sang pemisah kebenaran dan kebathilan itu juga datang melamar Fathimah. 'Umar memang masuk Islam belakangan, sekitar 3 tahun setelah 'Ali dan Abu Bakar. Tapi siapa yang menyangsikan ketulusannya? Siapa yang menyangsikan kecerdasannya untuk mengejar pemahaman? Siapa yang menyangsikan semua pembelaan dahsyat yang hanya 'Umar dan Hamzah yang mampu memberikannya pada kaum muslimin? Dan lebih dari itu, 'Ali mendengar sendiri betapa seringnya Nabi berkata, "Aku datang bersama Abu Bakar dan 'Umar, aku keluar bersama Abu Bakr dan 'Umar, aku masuk bersama Abu Bakr dan 'Umar.."

Betapa tinggi kedudukannya di sisi Rasul, di sisi ayah Fathimah. Lalu coba bandingkan bagaimana dia berhijrah dan bagaimana 'Umar melakukannya. 'Ali menyusul sang Nabi dengan sembunyi-sembunyi, dalam kejaran musuh yang frustasi karena tak menemukan beliau Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam. Maka ia hanya berani berjalan di kelam malam. Selebihnya, di siang hari dia mencari bayang-bayang gundukan bukit pasir. Menanti dan bersembunyi.

'Umar telah berangkat sebelumnya. Ia thawaf tujuh kali, lalu naik ke atas Ka'bah. "Wahai Quraisy", katanya. "Hari ini putera Al Khaththab akan berhijrah. Barangsiapa yang ingin isterinya menjanda, anaknya menjadi yatim, atau ibunya berkabung tanpa henti, silakan hadang 'Umar di balik bukit ini!" 'Umar adalah lelaki pemberani. 'Ali, sekali lagi sadar. Dinilai dari semua segi dalam pandangan orang banyak, dia pemuda yang belum siap menikah. Apalagi menikahi Fathimah binti Rasulillah! Tidak. 'Umar jauh lebih layak. Dan 'Ali ridha.

Cinta tak pernah meminta untuk menanti
Ia mengambil kesempatan
Itulah keberanian
Atau mempersilakan
Yang ini pengorbanan

Maka 'Ali bingung ketika kabar itu meruyak. Lamaran 'Umar juga ditolak.

Menantu macam apa kiranya yang dikehendaki Nabi? Yang seperti 'Utsman sang miliarderkah yang telah menikahi Ruqayyah binti Rasulillah? Yang seperti Abul ’Ash ibn Rabi'kah, saudagar Quraisy itu, suami Zainab binti Rasulillah? Ah, dua menantu Rasulullah itu sungguh membuatnya hilang kepercayaan diri.

Di antara Muhajirin hanya 'Abdurrahman ibn 'Auf yang setara dengan mereka. Atau justru Nabi ingin mengambil menantu dari Anshar untuk mengeratkan kekerabatan dengan mereka? Sa'd ibn Mu'adz kah, sang pemimpin Aus yang tampan dan elegan itu? Atau Sa’d ibn 'Ubaidah, pemimpin Khazraj yang lincah penuh semangat itu?

"Mengapa bukan engkau yang mencoba kawan?", kalimat teman-teman Ansharnya itu membangunkan lamunan. "Mengapa engkau tak mencoba melamar Fathimah? Aku punya firasat, engkaulah yang ditunggu-tunggu Baginda Nabi.. "

"Aku?", tanyanya tak yakin.

"Ya. Engkau wahai saudaraku!"

"Aku hanya pemuda miskin. Apa yang bisa kuandalkan?"

"Kami di belakangmu, kawan! Semoga Allah menolongmu!"

'Ali pun menghadap Sang Nabi. Maka dengan memberanikan diri, disampaikannya keinginannya untuk menikahi Fathimah. Ya, menikahi. Ia tahu, secara ekonomi tak ada yang menjanjikan pada dirinya. Hanya ada satu set baju besi di sana ditambah persediaan tepung kasar untuk makannya. Tapi meminta waktu dua atau tiga tahun untuk bersiap-siap? Itu memalukan! Meminta Fathimah menantikannya di batas waktu hingga ia siap? Itu sangat kekanakan. Usianya telah berkepala dua sekarang.

"Engkau pemuda sejati wahai 'Ali!", begitu nuraninya mengingatkan. Pemuda yang siap bertanggungjawab atas cintanya. Pemuda yang siap memikul resiko atas pilihan- pilihannya. Pemuda yang yakin bahwa Allah Maha Kaya. Lamarannya berjawab, "Ahlan wa sahlan!" Kata itu meluncur tenang bersama senyum Sang Nabi.

Dan ia pun bingung. Apa maksudnya? Ucapan selamat datang itu sulit untuk bisa dikatakan sebagai isyarat penerimaan atau penolakan. Ah, mungkin Nabi pun bingung untuk menjawab. Mungkin tidak sekarang. Tapi ia siap ditolak. Itu resiko. Dan kejelasan jauh lebih ringan daripada menanggung beban tanya yang tak kunjung berjawab. Apalagi menyimpannya dalam hati sebagai bahtera tanpa pelabuhan. Ah, itu menyakitkan.

"Bagaimana jawab Nabi kawan? Bagaimana lamaranmu?"

"Entahlah.."

"Apa maksudmu?"

"Menurut kalian apakah 'Ahlan wa Sahlan' berarti sebuah jawaban!"

"Dasar tolol! Tolol!", kata mereka,

"Eh, maaf kawan.. Maksud kami satu saja sudah cukup dan kau mendapatkan dua! Ahlan saja sudah berarti ya. Sahlan juga. Dan kau mendapatkan Ahlan wa Sahlan kawan! Dua-duanya berarti ya !"

Dan 'Ali pun menikahi Fathimah. Dengan menggadaikan baju besinya. Dengan rumah yang semula ingin disumbangkan ke kawan-kawannya tapi Nabi berkeras agar ia membayar cicilannya. Itu hutang.

Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakr, 'Umar, dan Fathimah. Dengan keberanian untuk menikah. Sekarang. Bukan janji-janji dan nanti-nanti.

'Ali adalah gentleman sejati. Tidak heran kalau pemuda Arab memiliki yel, "Laa fatan illa 'Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali Ali!" Inilah jalan cinta para pejuang. Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggung jawab. Dan di sini, cinta tak pernah meminta untuk menanti. Seperti 'Ali. Ia mempersilakan. Atau mengambil kesempatan. Yang pertama adalah pengorbanan. Yang kedua adalah keberanian.

Dan ternyata tak kurang juga yang dilakukan oleh Putri Sang Nabi, dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari (setelah mereka menikah) Fathimah berkata kepada 'Ali, "Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah satu kali jatuh cinta pada seorang pemuda"

'Ali terkejut dan berkata, "kalau begitu mengapa engkau mau manikah denganku? dan Siapakah pemuda itu?"

Sambil tersenyum Fathimah berkata, "Ya, karena pemuda itu adalah Dirimu" ini merupakan sisi ROMANTIS dari hubungan mereka berdua.

Kemudian Nabi saw bersabda: "Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla memerintahkan aku untuk menikahkan Fatimah puteri Khadijah dengan Ali bin Abi Thalib, maka saksikanlah sesungguhnya aku telah menikahkannya dengan maskawin empat ratus Fidhdhah (dalam nilai perak), dan Ali ridha (menerima) mahar tersebut."

Kemudian Rasulullah saw. mendoakan keduanya:

"Semoga Allah mengumpulkan kesempurnaan kalian berdua, membahagiakan kesungguhan kalian berdua, memberkahi kalian berdua, dan mengeluarkan dari kalian berdua kebajikan yang banyak." (kitab Ar-Riyadh An-Nadhrah 2:183, bab4)


Kisah Romantis ini diambil dari buku Jalan Cinta Para Pejuang, Salim A.Fillah
chapter aslinya berjudul "Mencintai sejantan 'Ali"

IBU ...maafkan anakmu..

RAHMATMU YA RABBY

PERNAHKAH KITA MENGUKUR SEPANJANG APA KASIH DAN CINTA SEORANG IBU???

PERNAHKAH KITA MENIMBANG SEBERAT APA CINTA NYA ???

PERNAHKAH KITA MERENUNG SETULUS APA KASIHNYA ???

Atau setelah kita dewasa

Setelah kita bisa berjalan, bisa berlari, Bisa bekerja mencari hidup
Memiliki pasangan hidup

Setelah kita tidak butuh lagi dengan suapannya
Dengan gandengan tangannya
Dengan pelukannya
Dengan dekapannya
Dengan ninaboboknya
dengan belaiannya
Dengan, segala belas kasihnya

Kita mulai menjauh darinya
Kita mulai sibuk dengan urusan kita
Kita mulai lupa dengannya

Akhi/ukhti
Andai semua waktumu kau luangkan untuk ibundamu
Andai semua hartamu kau berikan kepada ibundamu
Aku, yakin kaupun mustahil melakukannya
Tapi kalau itu yang kau lakukan… Kau pun takkan pernah bisa membalasnya…

Tiada hal yang paling membahagiakan hati seorang ibu, lebih dari melihat anaknya bahagia…

Tiada hal yang melarakan hatinya lebih dari melihat musibah menimpa buah hati..
Apapun yang dibutuhkan anaknya akan dipenuhi, asalkan ia bisa kembali tersenyum

Dia rela memakai sandal yang usang, asalkan anaknya pakai sandal baru
Dia rela begadang aslkan anaknya lelap tidurnya
Dia kuat menahan lapar di perutnya, tp dia g' tahan melihat anaknya kelaparan

Dia rela nyawanya digadaikan asalkan anaknya hidup

Dia rela hatinya diiris-iris aslkan anaknya senang

Akhi\Ukhti..
Bila kau berada dekat dengan ibumu, maka hampirilah ia sekarang…
Kecuplah keningnya
Minta maafnya
Minta ridhanya
Pijat kakinya
Dan ucapkan Rabbighfirli wa liwalidayya warhamhuma kama Rabbayani shoghiran

Bila kau jauh darinya, telponlah dia, dengarkan suaranya, mintalah doanya
Dan kirimkanlah sesuatu untuknya

Dan bila dia berada di alam yang berbeda…
Angkatlah tanganmu
Pujilah Rabbmu
Dan doakan ibumu
SeLaLu

RABBYGHFIRLI waliWAALIDaYYa WArHamHuma KAMa RobbaYani SHagiran

✏ Oleh Al-Ustadz DR. Syafiq Riza Basalamah, MA