Rabu, 02 September 2015

Meraih Kerendahan Hati


Oleh: Ustadz Muhammad Sulhan Jauhari, Lc. M.H.I حفظه الله تعالى

➡ TAWADHU' AKHLAK NABI

Di antara akhlak mulia yang dianugerahkan Allah ta’ala kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa adalah tawadhu’ (rendah hati). Tawadhu’ merupakan sifat terpuji yang diperintahkan di dalam Islam dan senantiasa dicontohkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Dengan tawadhu’, satu sama lain saling menghormati dan tidak menyakiti. Dengannya pula, sesama manusia tidak akan saling menonjolkan bahwa dirinya-lah paling hebat, kuat, kaya, atau paling bertakwa.

➡ TAWADHU' PERINTAH ALLAH

Sifat mulia inilah yang tertanam pada diri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan senantiasa beliau tanamkan pada diri para Sahabatnya. Sehingga kita dapati dalam beberapa hadis mulia berisi perintah untuk tawadhu’ dan larangan bersikap sombong.

Beliau bersabda:

إِنَّ اللَّهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوْا، حَتَّى لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ وَلاَ يَبْغِيَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ

Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian bersikap tawadhu’, sehingga satu sama lain tidak saling berbangga diri, satu sama lain tidak saling menganiaya. (HR. Muslim)

Beliau juga bersabda:

وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ

Dan tidaklah seseorang tawadhu’ karena Allah melainkan Allah akan mengangkat derajatnya. (HR. Muslim)

➡ HAKIKAT TAWADHU’

Pada hakikatnya tawadhu’ adalah, “menerima kebenaran, tunduk dan patuh kepadanya, rendah diri dan ramah, dan tidak melihat diri sendiri lebih tinggi (baik, mulia) dari pada orang lain.” (al-Tawadhu’ fi al-Kitab wa al-Sunnah, Abu Usama al-Hilali, hal. 8)

➡ SIFAT MUSLIM TAWADHU'

Orang yang tawadhu’ ialah orang yang mau menerima kebenaran yang datang dari al-Qur’an dan as-Sunnah, tidak menolaknya apalagi sampai mengolok-oloknya, dia mau menerima nasihat yang berisi kalamullah dan kalam Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan semangat mengamalkan pelajaran yang ada pada keduanya.

Orang yang tawadhu’ adalah orang yang menghargai dan menghormati orang lain, tidak menghina atau melecehkan mereka, tidak pula berbuat kezaliman terhadap mereka. Dia tidak merasa bahwa dirinya lebih baik dari para mereka, lebih rajin dalam beribadah atau lebih bertakwa dari pada sesama manusia.

Sebagai muslim yang menginginkan kebaikan, hendaknya kita terus berusaha untuk menjauhkan diri dan keluarga dari akhlak tercela yang satu ini khususnya, demikian pula akhlak-akhlak buruk lainnya, yang dapat mengundang murka Allah ‘azza wa jalla.

Dengan semangat berusaha dan berdoa, semoga Allah memberikan kemudahan kepada kita untuk menggapai akhlak mulia. Aamiiin.

====================

Sumber : Pesan ini disebarluaskan oleh Grup WA Kajian Islam Ilmiah, 17 Dzulqa'dah 1436 H / 1 September 2015

Tidak ada komentar: