Rabu, 02 September 2015

Banyak Tertawa Mengurangi Wibawa

Bercanda memang penting tetapi jangan berlebihan.
Begitu juga dalam agama Islam mengajarkan.
Pantas saja ‘Umar bin Khatthab radhiallahu ‘anhu
berkata ,
ﻗﺎﻝ ﻋﻤﺮ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ : ﻣﻦ ﻛﺜﺮ
ﺿﺤﻜﻪ ﻗﻠﺖ ﻫﻴﺒﺘﻪ ﻭﻣﻦ ﻛﺜﺮ ﻣﺰﺍﺣﻪ
ﺍﺳﺘﺨﻒ
“ Barangsiapa yang banyak tertawa, maka akan sedikit
wibawanya . Barangsiapa yang banyak guraunya, maka dengannya dia akan rendah.” ( HR. Baihaqii dalam Kitab Syu’abul ‘imaan no: 5019)
Al-Mawardi rahimahullah pernah berkata,
ﻭَﺃَﻣَّﺎ ﺍﻟﻀَّﺤِﻚُ ﻓَﺈِﻥَّ ﺍﻋْﺘِﻴَﺎﺩَﻩُ ﺷَﺎﻏِﻞٌ ﻋَﻦْ
ﺍﻟﻨَّﻈَﺮِ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺄُﻣُﻮﺭِ ﺍﻟْﻤُﻬِﻤَّﺔِ ، ﻣُﺬْﻫِﻞٌ ﻋَﻦْ
ﺍﻟْﻔِﻜْﺮِ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﻮَﺍﺋِﺐِ ﺍﻟْﻤُﻠِﻤَّﺔِ .
ﻭَﻟَﻴْﺲَ ﻟِﻤَﻦْ ﺃَﻛْﺜَﺮَ ﻣِﻨْﻪُ ﻫَﻴْﺒَﺔٌ ﻭَﻟَﺎ ﻭَﻗَﺎﺭٌ،
ﻭَﻟَﺎ ﻟِﻤَﻦْ ﻭُﺻِﻢَ ﺑِﻪِ ﺧَﻄَﺮٌ ﻭَﻟَﺎ ﻣِﻘْﺪَﺍﺭٌ .
“Adapun tertawa, apabila seseorang membiasakannya
dan terlalu banyak tertawa, maka hal itu akan
melalaikan dan melupakannya dari melihat hal-hal yang
penting. Dan orang yang banyak melakukannya, tidak
akan memiliki wibawa dan kehormatan. Dan orang yang terkenal dengan hal itu tidak akan memiliki kedudukan dan martabat.” ( Adabud-Dunya wad-Din hal.313, Dar Maktabah Al-Hayat, 1986 M, syamilah)
Terkadang juga yang membuat wibawa orang
sanguin jatuh adalah seringnya rertawa dengan
tertawa terbahak-bahak (ngakak). Jelas ini
menjatuhkan wibawa dan terkesan tidak serius. Oleh
karenanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
kebanyakan hanya tersenyum dan tidak tertawa terbahak-bahak. Karena seringnya seperti ini
menunjukkan bahwa ia lupa atau lalai dengan akhirat
Dari Aisyah isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mbahwa dia berkata,
ﻣَﺎ ﺭَﺃَﻳْﺖُ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ
ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻣُﺴْﺘَﺠْﻤِﻌًﺎ ﺿَﺎﺣِﻜًﺎ ﺣَﺘَّﻰ ﺃَﺭَﻯ
ﻣِﻨْﻪُ ﻟَﻬَﻮَﺍﺗِﻪِ ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻛَﺎﻥَ ﻳَﺘَﺒَﺴَّﻢُ

“Saya tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tertawa terbahak-bahak hingga kelihatan tenggorokan beliau, beliau biasanya hanya tersenyum.”
(HR. Al-Bukhari no. 6092 dan Muslim no. 1497)

✏BBM @kajianisalm putri,grup whatsapp dan telegram @kajianislam putri

Tidak ada komentar: